GERHANA BULAN DAN MATAHARI
Kelompok XII
Nidya
Nurul Humairah (1312440021)
Ilda
Tri Rahma (1312440022)
Ramda (1312440005)
Pendidikan
Fisika ICP-A
Jurusan
Fisika
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Negeri Makassar
Tahun
2014
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................
i
Daftar Isi.................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1
A.
Latar Belakang......................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.................................................................
1
C.
Tujuan Penulisan...................................................................
2
BAB II KAJIAN
PUSTAKA...................................................................
3
A.
Defenisi Gerhana...................................................................
3
B.
Jenis-jenis Gerhana................................................................
4
BAB III
KESIMPULAN..........................................................................
15
Daftar Pustaka.........................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanpa disadari sebenarnya kita
selalu berputar dimuka bumi ini sesuai dengan bumi dan tata surya. Sistem tata
surya kita yang terdiri dari 9 planet, bulan, komet (asteroid) sering disebut
juga tubuh atau anggota benda-benda angkasa, dimana seluruh benda angkasa
tersebut bergerak secara tetap. Pusat dari benda-benda angkasa atau tata surya
kita adalah Matahari. Matahari berputar pada porosnya/ berotasi selama 25 hari.
Bumi yang merupakan planet ketiga dari Matahari, berputar pada porosnya dalam
jangka waktu 24 jam. Inilah yang menyebabkan adanya siang dan malam. Selain
berputar pada porosnya bumi juga berputar mengelilingi matahari atau disebut
juga evolusi. Jalur bumi untuk mengitari matahari disebut dengan
"Orbit".
Untuk mengelilingi matahari, bumi
memerlukan waktu selama 365 ¼ hari atau kira-kira 1 tahun. Demikian juga dengan
bulan. Bulan berevolusi 27 ½ hari. Tetapi karena bumi juga berputar, membuat
bulan memerlukan waktu lebih untuk kembali pada posisinya semula. Bulan
merupakan tetangga terdekat Bumi dalam tata surya. Permukaannya bertabur batu
dan terdiri dari hamparan titik-titik kawah yang tak terhitung jumlahnya.
Terkadang selama dalam jalur orbitnya, bulan dan bumi menjadi satu garis atau
sejajar. Ketika hal ini terjadi maka inilah yang disebut dengan Gerhana.
Untuk lebih mengetahui dan memahami
tentang gerhana, maka makalah ini dibuat untuk menjelaskan gerhana secara umum.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan gerhana?
2. Apa
sajakah jenis-jenis gerhana?
3. Apa
yang dimaksud gerhana matahari?
4. Apa
sajakah jenis-jenis gerhana matahari?
5. Apakah
yang menyebabkan terjadinya gerhana matahari?
6. Apa
yang dimaksud gerhana bulan?
7. Apakah
yang menyebabkan terjadinya gerhana bulan?
8. Apa
sajakah jenis-jenis gerhana bulan?
9. Bagaimanakah
Frekuensi dan periodisitas gerhana?
C.
Tujuan
Penulisan
Penulisan
ini bertujuan untuk lebih mengetahui dan memahami secara lebih mendalam
mengenai gerhana, gerhana matahari, dan gerhana bulan serta untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Definisi
Gerhana
Gerhana adalah fenomea astronomi yang terjadi sebuah benda
angkasa bergerak
ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Gerhana
dibagi menjadi dua yaitu gerhana bulan dan gerhana matahari. Terjadinya gerhana
adalah karena sifat dari pergerakan benda langit berupa bumi dan bulan dalam
posisinya terhadap matahari. Kita mengetahui bahwa bumi ini bulat dan berada di
angkasa. Ia beredar mengelilingi matahari sambil berputar pada sumbunya. Lama
bumi mengelilingi matahari adalah satu tahun atau tepatnya 365 hari 5 jam 48
menit 46 detik (356,24220 hari). Lama bumi berputar pada sumbunya rata-rata 24
jam (sehari semalam). Perjalanan keliling bumi mengitari matahari itu bentuknya
elips. Lingkaran lintasan keliling bumi mengitari matahari itu disebut
ekliptika.
Agar terjadi gerhana matahari atau
gerhana bulan setidak nya membutuhkan dua kondisi, bukan hanya satu. Yaitu:
·
Agar gerhana matahari dapat
terjadi bulah harus mengalami fase Bulan Baru atau agar gerhana bulan dapat
terjadi bulan harus mengalami fase bulan purnama
·
Garis node harus sejajar dekat
dengan Matahari dan Bumi
B.
Jenis-jenis
gerhana
Gerhana
terbagi atas tiga:
1. Gerhana
Matahari
2. Gerhana
Bulan
3. Gerhana
Satelit
C.
Gerhana
matahari
Gerhana
Matahari,
dimana matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis, maka daerah lintasan
proyeksi matahari, bulan dan bumi mengalami gerhana matahari, dimana jika
dilihat dari bumi matahari akan terhalang bulan. Suasana siang hari yang cerah
saat gerhana terjadi akan berubah menjadi gelap selama 4 – 7 menit, kemudian
terang kembali.
1. Penyebab
terjadinya gerhana matahari
Ketika bulan berada di
antara matahari dan bumi, ketiganya belum tentu segaris. Bulan mungkin berada
lebih ke Selatan, mungkin pula lebih ke Utara dari garis hubung antara matahari
dan bumi. Bila suatu saat bulan berada tepat segaris di antara matahari
dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah
di permukaan bumi. Ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Tidak semua
wilayah di permukaan bumi yang bisa mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah
yang tergelapi oleh bayangan bulan itu yang akan melihat gerhana matahari.
Pada saat terjadinya gerhana matahari, jari-jari penampang kerucut matahari-bumi
pada posisi bulan ~ 1.2o. Syarat maksimal jarak bulan dari ekliptika
untuk terjadi gerhana (umum) ~ 1.5o. Syarat maksimal jarak bulan
dari ekliptika untuk terjadi gerhana sentral (gerhana matahari total/cincin,
GMT/GMC) ~ 1o. Misalnya, pada 16 Februari 1999 jarak bulan dari
ekliptika ~ 0.5o (lintang
ekliptika, β ~ -0.5o) sehingga
memungkinkan terjadi gerhana sentral.
Mungkin tidaknya terjadi gerhana matahari ditentukan dengan limit
gerhana matahari, yaitu jarak terjauh matahari dari titik nodal (titik potong
bidang orbit bulan dan akliptika) yang memungkinkan bulan berada di dalam
kerucut matahari-bumi (sehingga memungkinkan terjadinya gerhana). Limit gerhana
matahari secara umum ~ 15o, sedangkan limit gerhana sentral
(GMT/GMC) ~ 10o.
Waktu Kontak dan Fase Gerhana Matahari
Momen terjadinya gerhana matahari berdasarkan
urutan terjadinya:
1.
Kontak I
Kontak I adalah saat piringan bulan
dan piringan matahari mulai bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya
peristiwa gerhana.
2.
Kontak II
Kontak II adalah saat pertama seluruh
piringan matahari tertutup oleh piringan bulan (untuk peristiwa gerhana
matahari total), atau saat seluruh piringan bulan seluruhnya berada ‘di dalam’
piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin).Kontak II ini menandai
dimulainya fase total (untuk gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk
gerhana matahari cincin)
3.
Puncak gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak
antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari mencapai minimum.
4.
Kontak III
Kontak III adalah kebalikan Kontak
II. Kontak III ini adalah saat piringan matahari mulai keluar dari belakang
piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat piringan
bulan mulai meninggalkan piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari
cincin).Interval antara Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana
total. Pada gerhana matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak
kita amati.
5.
Kontak IV
Kontak IV adalah saat piringan
matahari dan piringan bulan bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan
piringan matahari. Kontak IV ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai
berakhirnya peristiwa gerhana secara keseluruhan.Interval antara Kontak I dan
Kontak IV adalah panjangnya peristiwa gerhana matahari.
Berdasarkan waktu-waktu kontak ini,
peristiwa gerhana matahari melalui fase-fase:
§ Fase
gerhana sebagian: selang antara kontak I dan kontak II, dan antara kontak III
dan kontak IV
§ Fase
gerhana total atau fase gerhana cincin (tergantung gerhana matahari total atau
cincin): selang antara kontak II dan kontak III
Fase gerhana matahari mana saja yang diamati saat
terjadinya sebuah gerhana matahari, bergantung pada jenis gerhana matahari dan
darimana kita mengamati. Secara prinsip:
§ Pada
gerhana matahari total: terjadi fase gerhana sebagian dan fase gerhana total
§ Pada
gerhana matahari cincin: terjadi fase gerhana sebagian dan fase gerhana cincin
§ Pada
gerhana matahari sebagian: hanya terjadi fase gerhana sebagian.
Namun dalam
pengamatannya, pengamat di daerah yang berbeda akan mengamati waktu kontak yang
berbeda, dan karenanya akan mengamati fase gerhana yang berbeda pula. Ini
tergantung pada posisi pengamat relatif terhadap jalur yang dilalui
umbra/penumbra Bulan. Karena itu, untuk melakukan pengamatan gerhana matahari,
perlu perencanaan dan pemilihan lokasi pengamatan.
2. Jenis-jenis
gerhana matahari
Berdasarkan penampakannya saat puncak gerhana, gerhana
matahari dapat dibedakan menjadi:
·
Gerhana Matahari Total
Pada gerhana matahari total, seluruh
piringan matahari tertutup oleh piringan bulan. Saat gerhana matahari total
ini, ukuran piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari.
·
Gerhana Matahari Cincin
Pada gerhana matahari cincin, ujung
umbra tidak mencapai permukaan Bumi. Hanya perpanjangan umbra saja (yang disebut
antumbra atau anti umbra) yang mencapai permukaan Bumi. Meski seluruh piringan
bulan berada di depan piringan matahari, tetapi ukurannya lebih kecil dari
piringan matahari, akibatnya tidak seluruh piringan matahari tertutupi. Bagian
pinggiran piringan matahari yang tidak tertutupi piringan bulan tersebut, masih
bercahaya, sementara bagian tengahnya gelap tertutup piringan bulan. Karena itu
gerhana ini dinamakan gerhana matahari cincin.
·
Gerhana Matahari Cincin-Total (Gerhana Matahari Hibrid)
Gerhana matahari cincin - total
adalah gerhana matahari yang jarang terjadi. Pada gerhana matahari jenis ini,
di sebagian tempat di muka Bumi, yang teramati adalah gerhana matahari cincin,
sedangkan di tempat lain gerhana matahari total.
Hal ini bisa terjadi karena pada
saat puncak gerhana, puncak kerucut umbra Bulan berada (hampir) tepat di
permukaan Bumi, dan pada lokasi ini akan teramati gerhana matahari total.
Sedangkan pada lokasi di timur dan barat lokasi tadi, bayangan gelap yang jatuh
di permukaan Bumi bukanlah umbra, tetapi perpanjangan umbra (antumbra),
sehingga untuk fase total pada lokasi ini yang teramati adalah gerhana matahari
cincin.
·
Gerhana Matahari Sebagian
Pada gerhana matahari sebagian, saat
puncak gerhana terjadi, tidak seluruh piringan bulan menutupi piringan matahari
dan tidak seluruh piringan bulan berada di depan piringan matahari. Dikenal
juga istilah gerhana sentral dan gerhana non-sentral. Gerhana sentral adalah
gerhana yang terjadi dengan garis penghubung Matahari-Bulan berpotongan dengan
permukaan Bumi. Jika garis hubung tersebut tidak memotong permukaan Bumi,
gerhana tersebut dinamakan gerhana non-sentral. Gerhana matahari total, gerhana
matahari cincin, dan gerhana cincin-total termasuk gerhana sentral. Sedangkan
gerhana matahari sebagian, ada yang sentral ada yang tidak
II.
Gerhana bulan
Gerhana
Bulan,
dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis, maka lintasan proyeksi
matahari, bumi dan bulan, mengalami gerhana bulan dimana jika dilihat dari bumi
bulan akan tertutup oleh bayangan bumi.
1. Penyebab
terjadinya gerhana bulan
Gerhana bulan adalah sebuah
peristiwa alam dimana cahaya matahari yang jatuh ke bulan terhalang oleh bumi.
Ini terjadi saat kedudukan bumi berada satu garis lurus dengan matahari dan
bulan. Gerhana bulan hanya bisa terjadi saat bulan purnama karena bumi akan
menutupi bulan yang berukuran jauh lebih besar dan memiliki jarak yang relatif
dekat. Gerhana bulan bisa terjadi dalam waktu yang lumayan lama, yaitu sekitar
5 - 6 jam.
Gerhana
bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan
bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis
lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena
terhalangi oleh bumi.
Dengan
penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan
matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang
ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan
terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang
ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik
di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat
bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk
bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya.
Sebenarnya,
pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini
dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh
atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya
merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna
gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Waktu Kontak dan Fase Gerhana Bulan
Momen terjadinya gerhana
Bulan diurut berdasarkan urutan terjadinya:
1.
P1
P1 adalah kontak I penumbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P1 menandai dimulainya
gerhana bulan secara keseluruhan.
2.
P2
P2 adalah kontak II penumbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. Saat P2 terjadi,
seluruh piringan Bulan berada di dalam piringan penumbra Bumi.
3.
U1
U1 adalah kontak I umbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
4.
U2
U2 adalah kontak II umbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan dalam dengan umbra Bumi. U2 ini menandai
dimulainya fase total dari gerhana bulan.
5.
Puncak Gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak pusat
piringan Bulan dengan pusat umbra/penumbra mencapai minimum.
6.
U3
U3 adalah kontak III umbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan umbra Bumi, ketika piringan
Bulan tepat mulai akan meninggalkan umbra Bumi. U3 ini menandai berakhirnya
fase total dari gerhana bulan.
7.
U4
U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
8.
P3
P3 adalah kontak III penumbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. P3 adalah
kebalikan dari P2.
9.
P4
P4 adalah kontak IV penumbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P4 adalah
kebalikan dari P1, dan
menandai berakhirnya peristiwa gerhana
bulan secara keseluruhan.
Berdasarkan waktu-waktu kontak ini,
peristiwa gerhana bulan melalui fase-fase:
a. fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
a. fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
b. fase gerhana umbral: selang antara
U1-U4
c. fase total: selang antara U2-U3
Tidak keseluruhan kontak
dan fase akan terjadi saat gerhana bulan. Jenis gerhana bulan menentukan
kontak-kontak dan fase gerhana mana saja yang akan terjadi. Misalnya saat
gerhana bulan total, keseluruhan kontak dan fase akan dilalui. Untuk gerhana
bulan sebagian, karena tidak keseluruhan Bulan masuk dalam umbra Bumi, maka U2
dan U3 tidak akan terjadi, sehingga fase total tidak akan diamati. Untuk
gerhana penumbral total, karena Bulan tidak menyentuh umbra Bumi, maka U1, U2,
U3, dan U4 tidak akan terjadi, karena itu fase gerhana umbral tidak akan
diamati. Sedangkan pada gerhana penumbral sebagian, hanya P1 dan P4 saja yang
akan terjadi.
Berbeda dengan gerhana
matahari, pada gerhana bulan, waktu-waktu kontak dan saat terjadinya suatu fase
gerhana, tidak dipengaruhi oleh lokasi pengamat. Semua pengamat yang berada di
belahan Bumi yang mengalami gerhana akan mengamati waktu-waktu kontak (umbra
dan penumbra) pada saat yang bersamaan.
2. Jenis-jenis
gerhana bulan
·
Gerhana Bulan Total Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan
masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan
gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai
lebih dari 1 jam 47 menit.
·
Gerhana Bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang
masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan /
penumbra. Bumi pada saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan
gerhana bulan sebagian.
·
Gerhana Bulan Penumbral Total
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini,
seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak
ada bagian Bulan yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada
kasus seperti ini, gerhana bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral
total.
·
Gerhana Bulan Penumbral Sebagian
Dan gerhana bulan jenis terakhir
ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka gerhana
bulan tersebut dinamakan gerhana bulan penumbral sebagian. Gerhana bulan
penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada gerhana
bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan
saat bulan purnama biasa.
III.
Frekuensi
dan Periodisitas Gerhana
a.
Musim
Gerhana
Gerhana
terjadi saat Bulan berada kira-kira segaris dengan Bumi dan Matahari, dan saat
itu Bulan berada di salah satu titik simpulnya. Dengan kata lain, gerhana bisa
terjadi jika garis nodal searah dengan arah garis hubung Bumi-Matahari. Bumi
bergerak dengan arah A-B-C-D. Jika Bumi berada pada posisi A dan C, maka saat
bulan baru dan bulan purnama, akan terjadi gerhana. Sedangkan saat Bumi berada
di posisi B dan D, tidak akan terjadi gerhana saat fase bulan baru atau
purnama. Saat posisi B dan D pada, bayangan bulan tidak mencapai Bumi saat fase
bulan baru. Sedangkan saat bulan purnama, bayangan Bumipun tidak mengenai
Bulan. Saat-saat konfigurasi Bumi-Matahari-garis nodal seperti pada A dan C
pada, maka pada waktu fase bulan baru pasti akan terjadi gerhana matahari, dan
saat fase bulan purnama akan terjadi gerhana bulan. Saat-saat seperti itu
dinamakan musim gerhana, dan pada saat musim gerhana, dikatakan Bumi berada
dalam zona gerhana. Dalam satu tahun, terjadi dua musim gerhana, yaitu saat
konfigurasi A dan saat konfigurasi C tercapai. Namun musim gerhana tidak tepat
terpisah 6 bulan, karena garis nodal sendiri bergeser dengan laju 19º pertahun
ke arah barat. Akibatnya musim gerhana terjadi dalam interval yang lebih
pendek, yaitu 173,3 hari. Interval waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi
Matahari dari konfigurasi Bumi-Matahari segaris dengan garis nodal seperti
posisi A kembali ke konfigurasi semula dinamakan tahun gerhana. Satu tahun
gerhana terdiri dari 2 musim gerhana. Karena gerak garis nodal tadi, maka satu
tahun gerhana tidak sama dengan satu tahun sideris, tetapi lebih pendek. Tahun
sideris ini adalah selang waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi
Matahari.
Bulan
dan Matahari terlihat sebagai piringan di langit. Karena itu, saat gerhana
terjadi, posisi posisi Bumi-Bulan-Matahari tidak mesti tepat segaris. Dilihat
dari Bumi, gerhana matahari bisa terjadi jika Matahari (dilihat dari Bumi)
berada sekitar 18,5º dari titik node, baik di sebelah timur ataupun barat.
Selama Matahari berada dalam interval tersebut, pada fase bulan mati akan
terjadi gerhana matahari. Hal yang sama terjadi juga untuk Bulan. Gerhana bulan
bisa terjadi jika bulan berada 16,5º dari titik node, baik di sebelah timur
ataupun barat. Maka selama Bulan berada dalam interval itu, saat purnama akan
terjadi gerhana bulan.
Gerhana
matahari terjadi jika Matahari berada dalam selang 37º yang berpusat di titik
node. Karena Matahari di langit bergerak dengan kecepatan ~1º
perhari,dibutuhkan kira-kira 37 hari untuk melintasi daerah tersebut. Sedangkan
fase bulan baru terjadi tiap 29,5 hari. Karena itu, ketika Matahari berada
dalam selang tersebut, minimal terjadi satu kali fase bulan baru. Dengan kata
lain, setiap musim gerhana, dipastikan akan terjadi gerhana matahari. Minimal
dalam satu tahun, bisa terjadi 2 kali gerhana matahari, dan maksimal 5 kali
gerhana matahari.
Bumi
bergerak mengitari Matahari dengan kecepatan ~1º perhari, dan membutuhkan waktu
22 hari untuk melintasi daerah yang memungkinkan terjadinya gerhana. Karena
waktu yang dibutuhkan lebih pendek dari selang bulan baru ke bulan baru, maka
mungkin saja selama Bumi berada di zona gerhana tersebut, tidak terjadi bulan
baru. Dengan kata lain, dalam musim gerhana, mungkin saja tidak terjadi gerhana
bulan. Dalam satu tahun, bisa terjadi 3 gerhana bulan, bisa juga tidak terjadi
gerhana bulan sama sekali.
b.
Terulangnya Gerhana Serupa
Ribuan
tahun lalu orang-orang kuno telah mencatat terjadinya gerhana yang sama,
terjadi berulang paa selang waktu yang teratur.Agar terjadi gerhana serupa,
maka syarat yang harus dipenuhi adalah:
1. Bulan
harus pada fase yang sama
2. Bulan
harus pada kedudukan yang sama terhadap garis simpul
3. Kedudukan
matahari dan bulan harus pada jarak yang sama terhadap bumi
Disamping itu kedua gerhana yang serupa
yang terjadi di bumi juga harus pada waktu yang sama tahun tersebut. Untuk
menganalisis ketiga syarat tersebut, kita telah mengenal adanya tiga jenis
bulan yaitu:
·
Bulan Sinodis, adalah
waktu bulan dari satu fase ke fase yang sama lagi yang lamanya 29,5306 hari.
·
Bulan Draconis, adalah
waktu bulan dari satu kedudukan ke kedudukan yang sama terhadap garis simpul
yang lamanya 27,2122 hari.
·
Bulan Anomalistik,
waktu bulan dari kedudukan yang sama terhadap perigee yang lamanya 27,55455
hari.
Jadi kita bisa gunakan salah satu dari
kelipatan bulan ini dan menghasilkan keberulagan gerhana matahari yang serupa
dan selang waktu ini adalah sekitar 18 tahun. Bila saja waktu ini digunakan
dalam bentuk hari, maka gerhana serupa berturutan dalam periode ini akan
terjadi pada waktu yang sama di hari yang sama pada tempat yang sama. Namun
karena masih ada sisa sekitar sepertiga hari pada setiap satu periode, maka
gerhana yang betul-betul serupa terjadi pada waktu, hari, dan tempat yang sama
berulang sekitar 54 tahun.
Untuk gerhana bulan yang serupa juga
terjadi pada selang periode ini. Akan tetapi karena batas ekliptis gerhana
bulan lebih kecil dari gerhana matahari, maka segi gerhana bulan yang serupa
yang terjadi pada waktu, hari, dan tempat yang sama berulang sekitar 50 period
atau sekitar 870 tahun. Cara ini dapat digunakan untuk meramalkan gerhana
serupa, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari.
BAB
III
KESIMPULAN
1. Definisi
gerhana
Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi sebuah benda
angkasabergerak
ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Gerhana
dibagi menjadi dua yaitu gerhana bulan dan gerhana matahari.
2. Jenis-jenis
gerhana
1.
Gerhana Matahari
2.
Gerhana Bulan
3.
Gerhana Satelit
3. Definisi
gerhana matahari
Gerhana Matahari, dimana matahari, bulan dan bumi
berada dalam satu garis, maka daerah lintasan proyeksi matahari, bulan dan bumi
mengalami gerhana matahari, dimana jika dilihat dari bumi matahari akan
terhalang bulan. Penyebab terjadinya gerhana
matahari
4. Penyebab
terjadinya gerhana matahari
Bulan berada tepat
segaris di antara matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya
matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi.
5. Jenis-jenis
gerhana matahari
·
Gerhana Matahari Total
·
Gerhana Matahari Cincin
·
Gerhana Matahari Cincin-Total (Gerhana Matahari Hibrid)
·
Gerhana Matahari Sebagian
6. Definisi
gerhana bulan
Gerhana Bulan, dimana matahari, bumi dan bulan
berada dalam satu garis, maka lintasan proyeksi matahari, bumi dan bulan,
mengalami gerhana bulan dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup oleh
bayangan bumi.
7. Penyebab
terjadinya gerhana bulan
Gerhana
bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh
bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada
satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan
karena terhalangi oleh bumi.
8. Jenis-jenis
gerhana bulan
·
Gerhana Bulan Total
·
Gerhana Bulan Sebagian
·
Gerhana Bulan Penumbral Total
·
Gerhana Bulan Penumbral Sebagian
9. Frekuensi dan periodisitas gerhana
Gerhana matahari terjadi jika Matahari
berada dalam selang 37º yang berpusat di titik node. Karena Matahari di langit
bergerak dengan kecepatan ~1º perhari, dibutuhkan kira-kira 37 hari untuk
melintasi daerah tersebut. Sedangkan fase bulan baru terjadi tiap 29,5 hari.
Karena itu, ketika Matahari berada dalam selang tersebut, minimal terjadi satu
kali fase bulan baru. Dengan kata lain, setiap musim gerhana, dipastikan akan
terjadi gerhana matahari. Minimal dalam satu tahun, bisa terjadi 2 kali gerhana
matahari, dan maksimal 5 kali gerhana matahari.
Bumi bergerak mengitari Matahari dengan
kecepatan ~1º perhari, dan membutuhkan waktu 22 hari untuk melintasi daerah
yang memungkinkan terjadinya gerhana. Karena waktu yang dibutuhkan lebih pendek
dari selang bulan baru ke bulan baru, maka mungkin saja selama Bumi berada di
zona gerhana tersebut, tidak terjadi bulan baru. Dengan kata lain, dalam musim
gerhana, mungkin saja tidak terjadi gerhana bulan. Dalam satu tahun, bisa
terjadi 3 gerhana bulan, bisa juga tidak terjadi gerhana bulan sama sekali.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.astronomi.us/2010/12/penyebab-terjadinya-gerhana-matahari.html diakses pada tanggal 15 Februari 2014
http://galihridho05.wordpress.com/2011/03/03/peristiwa-gerhana/diakses pada tanggal 15 Februari 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerhanadiakses pada tanggal 15 Februari 2014
0 komentar:
Posting Komentar