Disusun
oleh:
Nurmayalinda
S (1312440002)
Silvana Bontinge (1312440003)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis
panjatkan Kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta dan hidayah-Nya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Membaca Model Bumi”, makalah ini dibuat sebagai
penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
Terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis hanturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah dan tak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberi sumbangan
pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
kami. Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan
dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, Februari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa merupakan Ilmu yang membahas semesta tentang
keberadaan bumi sebagai salah satu bagian dari tata surya dan juga membahas
tentang ruang angkasa beserta benda-benda angkasa lainnya. Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa (IPBA) merupakan salah satu cabang fisika yang membahas tentang
fenomena-fenomena alam semesta melalui penelaahan gejala alam secara fisis.
IPBA berhubungan dengan masalah kebumian, tata koordinat langit, anggota tata
surya dan galaksi. Mata kuliah IPBA akan membekali kita dengan berbagai konsep
tentang kajian bumi dan antariksa. Mata kuliah ini lebih bersifat penggambaran
dan penjelasan tentang bumi dan perubahannya meliputi litosfir, atmosfer dan
hidrosfer, macam-macam gerak bumi, waktu dan penanggalan, struktur dan asal
usul tata surya serta anggota tata surya beserta karakteristiknya, bintang
sebagai benda fisis di langit yang antara lain membahas pengamatan terhadap
bintang dan evolusi bintang serta tata koordinat langit dan alam semesta serta
galaksi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah model bumi ini ?
C. Tujuan
Tujuan
dibuatnya makalah ini, untuk mengetahui bagaimana sebenarnya model bumi ini.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Model Geometrik Bentuk Bumi
Begitu banyak pendapat yang berkembang
tentang model bumi Ide-ide awal mengenai “gambaran” atau bentuk geometrik bumi
sebagai implementasi
dari konsep-konsep mengenai bumi yang dianut oleh manusia telah berevolusi dari
abad ke abad. Bentuk-bentuk tersebut adalah :
1. Tiram/oyster atau cakram yang terapung di permukaan laut (konsepsi
bumi dan alam semesta menurut bangsa Babilon ±2500 tahun SM).
2. Lempeng datar (Hecateus, bangsa Yunani kuno pada ±500 tahun SM).
3. Kotak persegi panjang (anggapan para Geograf Yunani Kuno pada ±500
tahun SM hingga awal ±400 tahun SM).
4. Piringan lingkaran atau cakram (Bangsa Romawi)
Beberapa ilmuan pun mengungkapkan pendapat
mengenai model bumi diantaranya adalah
1. Thales dari Miletus (625-547 SM) menyatakan bahwa Bumi
berbentuk seperti cakram yang mengapung di samudra.
2. Anaximander, yang hidup pada masa yang sama dengan Thales,
berpendapat bahwa Bumi berbentuk silinder, dengan sumbu putarnya mengarah ke
barat dan timur.
3. Sekitar abad ke-5 SM, Pythagoras menyatakan bahwa Bumi berbentuk
bulat. Pernyataan ini juga didukung oleh filsuf besar Aristoteles (384-322 SM).
Ide bahwa Bumi itu bulat terus bertahan hingga lebih dari dua milenium.
4. Eratosthenes (276-194 SM) bahkan berhasil menghitung jari-jari
Bumi. Hasil perhitungan Eratosthenes ternyata tidak berbeda jauh dengan hasil perhitungan
modern.
5. Pada abad 17, Snellius menentukan jari-jari
bumi menggunakan metoda astronomi-geodesi pada sebuah triangulasi yang dibangun
di negeri Belanda. Hasilnya 3,4 % lebih kecil dari perkiraan jari-jari saat
ini.
6. Metoda Snellius digunakan oleh Lembaga
Pengetahuan Prancis (French Academy Of Science) untuk menentukan bentuk dan
ukuran bumi. Lembaga ini membuat 2 triangulasi memanjang ke utara dan keselatan
kota Paris dipimpin oleh Lahire, Dominique, dan Jacque Cassini. Dari kedua
triangulasi menunjukkan bahwa jari-jari bumi membesar kea rah kutub. Kemudian
disimpulkan bahwa bumi seperti jeruk lemon. Hasil tersebut menimbulkan konflik
dengan pendapat sebelumnya.
7. Akhir
abad ke-17, Newton menunjukkan bahwa Bumi tidak mungkin berbentuk bulat.
Menurut teori Newton, benda kenyal yang berputar pada sumbunya akan mengalami
pemampatan karena gaya sentrifugal. Newton berpendapat bahwa Bumi berbentuk
oblate (bagian kutub cenderung datar)
8. Sedangkan
Jacque Cassini bersikukuh bahwa
Bumi berbentuk prolate (seperti telur). Setelah dilakukan pengukuran di Ekuador
(daerah ekuator) dan Lapland (di dekat kutub), diketahui bahwa Bumi berbentuk
oblate.
B. ELLIPSOID
Bentuk geoid yang tidak beraturan tidak
memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan matematis. Karena itu, sebagai
representasi matematis dari bentuk fisik Bumi, digunakanlah ellipsoid.
Ellipsoid adalah ellips yang diputar pada sumbu pendeknya. Perbedaan antara
geoid dan ellipsoid tidak lebih dari 200 m.
Sesuai dengan teori Newton, bahwa gaya
sentrifugal menyebabkan Bumi mengalamai pemampatan, jari-jari kutub pada
ellipsoid lebih pendek daripada jari-jari ekuatornya. Pemampatan ini dinyatakan
dengan:
f = (a-b)/a
dengan a adalah sumbu panjang ellipsoid, b
adalah sumbu pendek ellipsoid,
dan f adalah pegepengannya. Ellipsoid yang
mempunyai ukuran dan bentuk
tertentu untuk hitungan geodesi dan sebagai
permukaan rujukan dinamakan
ellipsoid referensi. Ada banyak sekali ellipsoid
referensi, mulai dari Airy,
Bessel, hingga WGS 84. Yang paling umum
digunakan adalah WGS 84
(World Geodetic System 1984). Meski pada
pengukuran terestris digunakan
geoid sebagai referensi tinggi, tapi satelit
posisi (seperti GNSS, VLBI, SLR)
menggunakan ellipsoid sebagai referensinya. Tinggi
dari permukaan ellipsoid
disebut tinggi geodetik.
C. GEOID
Konsep geoid pertama kali digagas oleh C.F.
Gauss. Geoid adalah bidang ekipotensial gaya berat Bumi yang menyinggung muka
laut. Namun permukaan laut tidaklah stabil dan banyak dipengaruhi oleh angin,
cuaca, dan lain-lain. Karena itu digunakanlah muka laut rata-rata (Mean Sea
Level, MSL) sebagai pendekatan dari geoid.
Geoid sering dinyatakan sebagai bentuk fisik
Bumi yang sebenarnya. Tapi, geoid bukanlah bentuk permukaan pada kerak Bumi.
Geoid bisa saja terletak di atas atau di bawahnya. Bentuk geoid tidak beraturan
dan hanya bisa ditentukan melalui pengamatan medan gaya berat. Karena merupakan
bidang ekipotensial, gaya berat setiap titik pada geoid selalu sama dan
permukaan geoid selalu tegak lurus dengan medan gaya berat.
Geoid digunakan sebagai referensi tinggi
untuk levelling. Untuk keperluan praktis, pengukuran ketinggian merujuk pada
MSL yang mendekati geoid. Tinggi dari permukaan geoid disebut tinggi
ortometrik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak pendapat yang berkembang tentang model bumi Ide-ide awal mengenai “gambaran” atau bentuk geometrik bumi
sebagai implementasi
dari konsep-konsep mengenai bumi yang dianut oleh manusia telah berevolusi dari
abad ke abad. Bentuk-bentuk tersebut adalah :. Tiram, lempeng datar , kotak persegi panjang, piringan lingkaran.
B. Saran
Setelah membaca makalah yang berjdul “Model Bumi” maka diharapkan pembaca dapat mengetahui
lebih rinci bagaimana model bumi yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arif,Basofi.2013.Konsep Geodesi Data Spasial.
0 komentar:
Posting Komentar