ELEKTRONIKA DASAR
“SEJARAH,
PERKEMBANGAN, DAN KOMPONEN ELEKTRONIKA”
DISUSUN OLEH:
Whinda J. Bata
1312440006
Prodi Pendidikan Fisika ICP (A)
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2014
1.
Sejarah dan Perkembangan Elektronika
Sejarah elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan
melibatkan tiga buah komponen utama yaitu tabung hampa udara (vacuum tube),
transistor dan sirkuit terpadu (integrated circuit). Pada tahun 1883, Thomas
Alva Edison berhasil menemukan bahwa electron bisa berpindah dari sebuah
konduktor ke konduktor lainnya melewati ruang hampa. Penemuan konduksi atau
perpindahan ini dikenal dengan nama efek Edison. Pada tahun 1904, John Fleming
menerapkan efek Edison ini untuk menemukan dua buah elemen tabung electron yang
dikenal dengan nama dioda, yang dinamakannya “valve” (katup). Katup ini dapat
berfungsi sebagai detektor sinyal-sinyal dari telegrap radio Marconi. Lee
De Forest mengikutinya pada tahun 1906 dengan tabung tiga elemen, yang disebut
trioda. Tabung hampa udara menjadi divais yang dibuat untuk memanipulasi
kemungkinan energi listrik sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan. Jadi mulai
tahun 1904 ini sebenarnya orang sudah mulai mengendalikan gerakan-gerakan
elektron dalam ruang hampa, sehingga tahun itu dapat dipandang sebagai
tahun “kelahiran” Elektronika. Namun ada orang yang menyatakan
tahun 1906 yakni tahun ditemukannya tabung trioda ini sebagai tahun
“kelahiran” Elektronika, ada pula yang menyatakan tahun 1911 yakni tahun
diperolehnya tabung trioda yang lebih handal (setelah disempurnakan tabung
hampa udaranya dan digunakan katoda lapis oksida). Dengan ditemukannya tabung
trioda ini dan lebih-lebih dengan ditemukannya tabung iconoscope yaitu tabung
hampa yang merupakan alat dasar dalam kamera televisi oleh Vladimir Zwonykin
pada tahun 1920, maka industri radio dan televisi berkembang pesat. Di tinjau
dari daya yang digunakan, kecepatan, ukuran geometrik, berat dan kemudahan
rusak, tabung trioda diatas masih banyak keterbatasan-keterbatasannya. Oleh
karena itu para ahli berusaha untuk memperoleh alat yang mempunyai fungsi sama,
tetapi dengan keterbatasan-keterbatasan minimal.
Aplikasi tabung elektron pertama diterapkan dalam
bidang komunikasi radio. Guglielmo Marconi merintis pengembangan telegraf tanpa
kabel (wireless telegraph) pada tahun 1896 dan komunikasi radio jarak jauh pada
tahun 1901. Pada tahun 1918, Edwin Armstrong menemukan penerima
"super-heterodyne" yang dapat memilih sinyal radio atau stasion dan
dapat menerima sinyal jarak jauh. Armstrong juga menemukan modulasi frekuensi
FM pita lebar (wide-band) pada tahun 1935; sebelumnya hanya menggunakan AM atau
modulasi amplitudo pada rentang tahun 1920 sampai 1935. Bell Laboratories
mengeluarkan televisi ke publik pada tahun 1927, dan ini masih merupakan bentuk
electromechanical. Ketika sistem elektronik menjadi jaminan kualitas, para
insinyur Bell Labs memperkenalkan tabung gambar sinar katoda dan televisi
berwarna. Namun Vladimir Zworykin, seorang insinyur di Radio Corporation of
America (RCA), dianggap sebagai "bapak televisi" karena penemuannya,
tabung gambar dan tabung kamera iconoscope. Pada pertengahan tahun 1950-an,
televisi telah melewati radio untuk penggunaan di rumah dan hiburan.
Setelah perang, tabung elektron digunakan untuk
mengembangan komputer pertama, tapi tabung ini tidak praktis karena ukuran
komponen elektroniknya. Pada tahun 1948 John Bardeen, Walter H. Brattain dan
William Shockley menemukan alat tersebut, yang diberi nama transistor.
Transistor ini dibuat dari bahan semikonduktor, dan transistor ini dapat
menggantikan fungsi tabung trioda. Karena tidak menggunakan filamen pemanas
seperti pada tabung hampa, transistor tidak banyak memakan daya. Disamping itu
ukurannya kecil dan tidak mudah pecah. Akibatnya radio yang menggunakan
transistor dapat dibuat berukuran kecil dan dapat menggunakan baterai
sebagai sumber daya. Disamping itu transistor dapat diproduksi secara massal
sehingga harga menjadi murah. Demikian pula dengan menggunakan transistor
orang dapat membuat komputer elektronika yang lebih kecil tetapi mempunyai
kemampuan lebih tinggi daripada jika menggunakan tabung hampa. Hubungan antar
komponen rangkaian elektronika dalam era transistor ini pada umumnya
menggunakan PCB (Printed Circuit Board = papan rangkaian tercetak), melalui
penyolderan. Suatu kelemahan dari hubungan semacam ini adalah reliabilitas
tidak prima disamping ukuran masih cukup besar, walaupun tidak sebesar
pada rangkaian dengan tabung hampa. Karena itu para ahli berusaha untuk
mengatasi keterbatasan-keterbatasan ini.
Konsep sirkuit terintegrasi diusulkan pada tahun 1952
oleh Geoffrey W. A. Dummer, seorang ahli elektronika berkebangsaan Inggris
dengan Royal Radar Establishment-nya. Pada tahun 1958 J.S. Kilby menemukan
rangkaian terpadu (IC = “integrated circuit” = rangkaian terintegrasi), suatu
keping (chip) silikon tunggal yang ukurannya sangat kecil (≈1 mm2) yang
diatasnya berisi rangkaian elektronika yang diproses dengan teknik-teknik
difusi dan pengendapan. Semenjak ditemukan rangkaian terpadu tersebut, jumlah
komponen per chip terus berkembang sehingga dewasa ini dikenal IC jenis
SSI (“Small Scale Integration”), MSI (“Medium Scale Integration”), LSI (“Large
Scale Integration”), VLSI (“Very Large Scale Integration”), yang masing-masing
mempunyai jumlah komponen transistor) per chip 10-100, 100-1000, 1000-100.000,
dan > 100.000. Dengan ditemukannya rangkaian terpadu ini sejarah elektronika
mengalami babak baru yaitu babak mikroelektronika. Dengan semakin meningkatnya
jumlah komponen per chip dalam rangkaian terpadu (IC) ini maka terdapat
kecenderungan pemakaiannya menjadi makin khusus, sehingga tidak diproduksi
secara besar-besaran, akibatnya harganya menjadi mahal.
Pada tahun 1971 perusahaan elektronika Intel Inc di
Amerika Serikat berhasil membuat IC mikroprosesor, yang merupakan “otak” dari
komputer. IC mikroprosesor ini bersifat fleksibel, mempunyai fungsi hampir
mirip tak terbatas. Dengan perangkat keras yang sama dapat diperoleh
berbagai fungsi, hanya dengan merubah program. Akibatnya dapat diproduksi dalam
jumlah cukup banyak dengan harga relatif murah.
Jika diamati perkembangan elektronika dari sejak
“kelahirannya” sampai sekarang, nampak bahwa perkembangan tersebut menuju
miniaturisasi komponen. Bahkan dewasa ini telah ditemukan “one chip micro
computer” atau mikro komputer dalam satu chip. “Komponen” baru ini terdiri atas
mikroposesor, memori baca tulis, memori baca, dan unit input-output yang
seluruhnya terletak dalam satu chip. Disamping itu perkembangan menuju ke
arah peningkatan kemampuan, dan “intelegensi”.
2.
Komponen-Komponen
Elektronika
Komponen elektronika berupa
sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian
elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Terdapat beberapa macam,
berdasarkan cara dan sistem kerjanya komponen elektronika dibagi manjadi dua
macam yaitu komponen pasif dan aktif.
a.
Komponen aktif adalah komponen yang dapat beroperasi
jika mendapatkan suntikan arus atau tegangan listrik. Beberapa contoh komponen
aktif yaitu Transistor.
1)
Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung, stabilitas tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya atau tegangan inputnya, serta
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Pada, umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E), dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus
input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Ada dua jenis transistor yaitu :
BJT (Bipolar
Junction Transistor)
BJT adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara
kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Perubahan arus listrik dalam
jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik
dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari
penggunaan transistor sebagai penguat elektrolit.
FET (Field
Effect Transistor)
Transistor Efek medan adalah salah satu jenis
transistor yang menggunakan medan listrik untuk mengendalikan konduktifitas suatu
kanal dari jenis pembawa muatan tunggal dalam bahan semikonduktor.
2)
Dioda
Dioda
sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian
elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada
beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang
(Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier),
rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda
tegangan (Voltage Multiplier). Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :
a) Dioda germanium
b)
Dioda selenium
Dioda
Selenium digunakan untuk penyearah arus pada rangkaian pesawat catudaya dan
pada sistim pengapian baterai di sepeda motor.
c)
SCR
(Silicon Control Rectifier)
Dioda yang mempunyai fungsi sebagai
pengendali. SCR dapat digunakan sebagai pengatur motor DC bertegangan besar
dengan mengatur tegangan Gate. SCR dibagi dua yaitu diac dan Triac. DIAC
berfungsi untuk meneruskan tegangan dari anoda ke katoda atau sebaliknya.
Penerapannya pada pengendali motor putar kanan dan putar kiri, seperti pada
rangkaian lift. Sedangkan, TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya
saja TRIAC dapat meneruskan tegangan dari kaki 1 ke 2 atau sebaliknya pada saat
ada triger pada Gate. TRIAC digunakan untuk pengatur motor DC atau AC putar
kanan dan kiri dengan cara mengatur Gate.
d) Dioda varactor
e) Dioda zener
f) Dioda cahaya (LED)
3)
IC
(Integrated Circuit)
Integrated
Circuit adalah suatu komponen
elektrolit yang dibuat dari bahan semi konduktor dimana IC merupakan gabungan
dari beberapa komponen seperti resistor, kapasitor, dioda dan transistor yang
telah terintegrasi menjadi sebuah
rangkaian berbentuk chip kecil. IC diperlukan untuk beberapa keperluan
pembuatan peralatan elektrolit agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang
relatif kecil. Selain dari ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga
memberikan keuntungan lain yaitu bila IC denga sirkuit yang relatif kecil hanya
mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas berlebih
sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling
system). Kelemahan dari IC yaitu keterbatasannya di dalam menghadapi
kelebihan arus listrik yang besar, dimana arus listrik berlebih dapat
menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga komponen yang kecil seperti IC
akan mudah rusak.
b.
Komponen pasif adalah komponen walaupun tidak diberi
arus atau tegangan listrik komponen ini tetap dapat bekerja dan beroperasi
dengan baik.
1)
Inductor (kumparan)
Sebuah
induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari
induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa
kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi
karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat,
induktor berinti magnet juga memboroskan daya didalam inti karena efek
histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena
penjenuhan. Induktansi (L) (diukur
dalam Henry) adalah
efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar konduktor pembawa arus yang
bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat
medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan
perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL
induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan
jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap
waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan
gaya elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan
kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material
inti menentukan induktansi.
2)
Kapasitor (Condensator)
Kondensator
atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday.
Kondensator juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih
dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang
ilmuwan Italia pada
tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan
kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding
komponen lainnya. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub
yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan
biasanya berbentuk tabung.
Jenis-Jenis Kapasitor dalam rangkaian elektronika terbagi
menjadi 2 macam, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar. Yang di maksud
kapasitor polar adalah jenis kapasitor yang memiliki dua kutub dan mempunyai
polaritas positif/negatif. Kapasitor ini
terbuat dari bahan elektrolit yang mempunyai nilai kapasitansi yang besar di
bandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik. Sedangkan yang
di maksud kapasitor non polar adalah jenis kapasitor tidak memiliki polaritas
postif dan negatif pada kedua kutubnya. Kapasitor ini juga dapat kita gunakan
secara berbalik. Kapasitor ini biasanya memiliki nilai kapasitansi yang kecil
karena terbuat dari bahan keramik dan mika. Meskipun kedua jenis kapasitor ini
banyak digunakan untuk menyimpan muatan listrik, tapi masih banyak perbedaan
dari kedua jenis tersebut, di antaranya adalah bahan yang digunakan dan juga
fungsi kegunaannya dalam sehari-hari.
a) Kapasitor Elektrolit
Kondensator
elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator yang
biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif,
ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang
dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai
kapasitasnya dari 0,47 µF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja
dari beberapa volt hingga
ribuan volt. Berbagai macam lambang gambar untuk Kapasitor Elektrolit pada skema
elektronika :
b) Kapasitor Tantalum
Kapasitor
Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti
halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit.
Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan
Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat
beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor
Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat
dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor
Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai
pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan
Laptop.
c) Kapasitor Poliester Film
Kapasitor
Poliester Film merupakan kapasitor yang tidak memiliki
polaritas (nonpolar), mempuntyai bentuk persegi, nilai kapasitasnya dihitung
dalam satuan nF, dan biasanya menggunakan sistem kode warna menghitung nilai
kapasitasnya.
d) Kapasitor Poliprolyene
Kapasitor ini memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi
dari kapasitor polyester film. Pada umumnya nilai kapasitansi dari komponen ini
tidak akan berubah apabila dirancang disuatu sistem dimana frekuensi yang
melaluinya lebih kecil atau sama dengan 100kHz.
e) Kapasitor Kertas
Kapasitor
Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya
nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas
tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian
Elektronika.
f) Kapasitor Mica
Kapasitor
Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai
Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika
juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
g) Kapasitor Keramik
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor
yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi
empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat
dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor
Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF
h)
Kapasitor
Variable
Kapasitor variabel adalah kapasitor
yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Oleh karena itu
kapasitor ini dikelompokkan ke dalam kapasitor yang memiliki nilai kapasitas
yang tidak tetap. Kondensator variabel terbuat dari logam, mempunyai kapasitas
maksimum sekitar 100pF sampai 500pF. Kondensator variabel dengan spul antena
dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang
akan ditangkap.
Beberapa
fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :
1.
Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
2. Sebagai
Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)
3. Sebagai
Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
4. Sebagai
Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
5. Sebagai
Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
6. Sebagai
Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan Spul
Antena dan Osilator)
7. Mencegah
loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan, bila
tiba-tiba arus listrik diputuskan dan dinyalakaN.
8. Menyimpan
muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala elektronik.
3)
Resistor (tahanan)
Resistor
awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi
seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu
ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga.
Aturannya adalah “badan, ujung, titik” memberikan urutan dua digit resistansi
dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi
yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung
lainnya. Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering
digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan
resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita
ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi)
dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita
kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem
lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi. Sebagai contoh,
hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%.
Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan
pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita
ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang
menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan
kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
4)
Transformator
Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
Transformator step-up adalah transformator
yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh.
Transformator
Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan
sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Autotransformator
Transformator
jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan
sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan
lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus
primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan
kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih
rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat
memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder.
Transformator
isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan
sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder
sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder
dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
Transformator
pulsa
Transformator pulsa adalah
transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa.
Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga
setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah.
Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan
fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh,
yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
c. Komponen Penunjang adalah komponen yang
melengkapi suatu rangkaian elektronika yang biasanya tidak mesti harus ada
didalamnya. Komponen ini contohnya seprti konektor, saklar, dan lain-lain.
1)
Konektor
Konektor
adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menyambung satu tempat ke tempat
lain. konektor juga sering kita temui pada Laptop dan Handphone kita masing -
masing. contoh yang kongkrit adalah Konektor USB.
Konektor memiliki berbagai macam bentuk, antara lain:
Konektor DB9
Adalah
konektor yang digunakan untuk komunikasi serial antar Alat Elektronik ke PC.
Konektor Black Housing
Adalah
konektor yang digunakan dalam rangkaian elektronika, untuk memudahkan melepas
pasang rangkaian. konektor ini memiliki lubang pin beragam, dan disesuaikan
sesuai kebutuhan.
Konektor Putih
Adalah
komponen yang serupa dengan Black Housing, hanya saja berwarna putih dan juga
sedikit lebih besar.
Konektor USB
Adalah
konektor yang biasanya digunakan untuk berkomunikasi antar Device ke PC, maupun
sebaliknya. kita pasti menemui konektor ini saat memprogram sebuah IC.
2)
Saklar
Saklar
adalah sebuah
perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya
adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan
listrik arus kuat,
saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah. Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian,
dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus
(off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar tahan
terhadapkorosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari
bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi
efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti
korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuksensor mekanik,
karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian
pengontrolan.
Dip-Switch
Saklar ini terdiri dari banyak kontaktor kecil yang dijajarkan. Saklar jenis ini sering dijumpai pada komputer sebagai pengatur logic () dan 1).
Saklar ini terdiri dari banyak kontaktor kecil yang dijajarkan. Saklar jenis ini sering dijumpai pada komputer sebagai pengatur logic () dan 1).
Reed-Switch
Saklar ini akan aktif ketika ada induksi magnet yang mendekati kontaktor di dalam kaca.
Saklar ini akan aktif ketika ada induksi magnet yang mendekati kontaktor di dalam kaca.
Push Button-Switch
Saklar ini ada dua jenis yakni Push-On dan Push Off yang hanya aktif ketika ditekan saja dan akan kembali ke kondisi semula jika dilepas.
Saklar ini ada dua jenis yakni Push-On dan Push Off yang hanya aktif ketika ditekan saja dan akan kembali ke kondisi semula jika dilepas.
Micro-Switch
Saklar ini umumnya mempunyai tiga terminal dengan dua kondisi yakni NC (Normaly Close) dan NO (Normaly Open). Saklar akan aktif ketika tuas ditekan. Untuk tipe lain, tuas pada micro-switch dipasang roda sehingga tuas dapat ditekan oleh benda bergerak.
Saklar ini umumnya mempunyai tiga terminal dengan dua kondisi yakni NC (Normaly Close) dan NO (Normaly Open). Saklar akan aktif ketika tuas ditekan. Untuk tipe lain, tuas pada micro-switch dipasang roda sehingga tuas dapat ditekan oleh benda bergerak.
Slide-Switch
Saklar ini akan menghubungkan terminal tengah dengan salah satu terminal sisi ketika tuas digeser ke salah satu sisi. Pada saat salah satu kontaktor On, maka kontaktor yang lainnya akan Off.
Saklar ini akan menghubungkan terminal tengah dengan salah satu terminal sisi ketika tuas digeser ke salah satu sisi. Pada saat salah satu kontaktor On, maka kontaktor yang lainnya akan Off.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2014. “Elektronika”. http://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika
diakses tanggal 16 September 2014.
Anonim,
2014. “Transformator”. http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor diakses tanggal 16 September 2014.
Anonim,
2013. “Saklar Elektronika”. http://www.elektronika123.com/saklar-elektronik/.
diakses tanggal 16 September 2014.
Anonim,
2014. “Transistor”. http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor diakses tanggal 16 September 2014.
Anonim,
2012. “Sejarah Perkembangan Elektronika”. http://rangkaianelektronika.info/sejarah-perkembangan-elektronika/
diakses tanggal 16 September 2014.
Bagus,
2013. “Jenis, Kegunaan, dan Sifat dari Dioda. http://nandabaguss.blogspot.com/2013/02/jenis-kegunaan-dan-sifat-dari-dioda_27.html.
diakses tanggal 16 September 2014.
Dyas,
2012. “Komponen Elektronika Aktif dan Pasif. http://diyas07mulya.wordpress.com/2012/12/08/komponen-elektronika-aktif-dan-pasif/
diakses tanggal 16 September 2014.
semoga artikel saya bermanfaat :)
BalasHapus