PIDATO
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk
kita semua.
Pertama-tama patutlah
kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka memperingati hari
Pendidikan Nasional.
Yang saya hormati bapak dosen dan
teman-teman yang saya kasihi.
Bejamin Franklin pernah
mengatakan bahwa “satu apel busuk dapat
merusak sebakul apel”. Artinya, ketika seorang memiliki sifat yang “busuk”
maka orang-orang yang bergaul dengannya akan memiliki sifat yang sama. Hal ini
tentu saja tidak berlaku secara menyeluruh, tetapi tergantung dari pribadi
orang yang berada di sekitar orang yang memiliki sifat “busuk” itu, bagaimana
ia membatasi dirinya agar tidak terpengaruh. Saya pribadi ingin menggambarkan
mahasiswa saat ini sebagai buah apel, entah itu “apel segar” atau “apel busuk”.
Apel segar sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung banyak vitamin.
Begitu juga dengan mahasiswa yang memiliki budi pekerti yang baik. Mahasiswa
seperti ini mampu membanggakan banyak orang termasuk orang tua dan disegani.
Sedangkan mahasiswa yang memilki sifat “apel busuk” hanya akan membuat orang
tua mereka kecewa. Tetapi, bukan berarti sifat mereka tak dapat diubah. Pernahkah
Anda memperhatikan buah apel yang jatuh?. Jika buah apel itu dibiarkan saja
maka apel itu akan dipenuhi ulat dan menjadi busuk. Begitu juga dengan seorang
mahasiswa apabila seperti itu dibiarkan saja tanpa dibimbing dengan baik mereka
akan memiliki sifat pemberontak. Disinilah peran dosen sebagai pengganti orang
tua di kampus untuk mengajar, membimbing, dan mengarahkan mahasiswa menjadi
lebih baik. Bukan berarti hanya dosen yang bertanggung jawab dalam perkembangan
mahasiswa saat ini, tetapi juga mahasiswa itu sendiri. Sebagai seorang
mahasiswa, saya pribadi ingin mengajak teman-teman untuk kembali melihat
teropong masa lalu anda ketika anda masih berusia 8 tahun. Apakah Anda melihat senyum Orang tua Anda?.
Apakah mereka terlihat sangat bahagia?. Pada saat itu mereka menangis bahagia
saat melihat kalian berusaha berjalan menggapai mereka. Tetapi, masihkah senyum
itu terlintas di wajah mereka ketika kita mulai menjadi orang dewasa yang
mengatai mereka dengan kata-kata kasar?. Tangis bahagia itu telah menjadi
tangis kekecewaan dan hal ini tentu saja tidak diiginkan oleh kita. Orang tua
akan melakukan apa saja agar membuat kita bahagia. Apalagi kita sebagai
mahasiswa terutama yang berasal dari perantauan sangat membutuhkan banyak
biaya, entah itu biaya makan, kosan, dan biaya SPP. Orang tua akan berusaha
untuk mampu membiayai keperluan kita tanpa memikirkan diri mereka sendiri.
Mereka justru tidak akan memikirkan apakah mereka makan atau tidak yang
terpenting bahwa kita hidup dalam berkecukupan dan tidak menderita di daerah
orang lain. Saat kita mungkin merasakan makanan yang enak mungkin orang tua di
kampung halaman kalian hanya memakan sesendok nasi. Pernahkah kita memikirkan
hal itu? Jika kita pernah memikirkan hal tersebut dan kita mampu memanajemen
keuangan dan waktu kita dengan baik maka kita adalah orang yang mampu menjadi
orang sukses. Jadi, teman-teman jika kalian masih ingin melihat orang tua kita
tersenyum lagi dan bukan menjadi “apel busuk” tetapi “apel segar”, buatlah
mereka menjadi orang paling bahagia yang memiliki kita dalam hidup mereka
dengan cara belajar lebih giat dan menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi
banyak rintangan. Seperti kata aktor laga kungfu terkenal, Bruce Lee bahwa “jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah.
Jadilah bambu yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin”.
Demikianlah pidato yang
saya sampaikan apabila ada kesalahan
kata yang menyinggung perasaan Bapak dan teman-teman mohon dimaafkan. Sekian
dan terima kasih.
Salam sejahtera untuk kita semua.
senang membacanya trimakasih untuk penulis :)
BalasHapus