MAKALAH TEORI KEBUTUHAN INDIVIDU
OLEH WHINDA J. BATA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah
hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang paling
penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.walaupun setiap orang punya sifat
tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia
yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan
dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hiraiki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antar kebutuhan dasar manusia pada
saat memberikan perawatan. Menurut teori ini kebutuhan manusia tertentu lebih
dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus
dipenuhi sebelum kebetuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar lebih akan
lebih mencari makanan daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga
diri.
Hiraki kebutuhan dasar manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat
prioritas. Tingkatan yang paling dasar atau yang pertama meliputi kebutuhan
fisiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi
kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan
psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memilki,
termasuk persahabatan, hubungan social, dan cinta seksual. Tingkatan yang
keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan
percaya diri, merasa berguna, penerimaan, dan kepuasan diri. Tingkatan yang
akhir adalah kebutuhan aktualisasi diri, pernyataan dari penerimaan yang penuh
potensi dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasinya dengan
cara realistis dan berhubungan dengan situasi hidup.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana teori kebutuhan dasar
individu/manusia?
2) Apa arti dari perilaku manusia?
3) Bagaimana kebutuhan remaja, masalah, dan
konsekuensinya
4) Bagaimana cara pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar
pembaca dapat memahami arti dari kebutuhan dasar Individu, perilaku manusia,
serta pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan
pendidikan.
BAB II
ISI
A.
Teori Kebutuhan
Individu
Individu adalah pribadi utuh dan kompleks. Kekompleksan tersebut
dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh
karenanya, di samping individu harus memahami dirinya, ia juga harus memahami
orang lain dan memahami lingkungan, serta memahami pula bahwa ia adalah makhluk
Tuhan. Sebagai mahkluk psiko-fisis manusia memiliki fisik dan psikologis, dan
sebagai mahkluk individu dan makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan
individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial
kemasyarakatan.
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang
mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan
kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan
itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan. Dorongan adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis
atau karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Munculnya kebutuhan
tersebut untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer
merupakan kebutuhan biologis atau organik umumnya merupakan kebutuhan yang
didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain: makan,
minum, bernafas, dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan
primer ini dapat bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan
sekunder umumnya merupakan kebutuhn yang didorong oleh motif yang dipelajari,
seperti misalnya kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk
mengikuti pola hidup masyarakat, dan semacamnya. Dalam perkembangan kehidupan
yang semakin kompleks, pemisahan jenis kebutuhan yang didorong oleh motif asli
dan motif-motif yang lain semakin sukar dibedakan.
Kebutuhan sosial psikologis seorang
individu terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kondisi
kehidupannya yang semakin luas dan kompleks. Freud mengemukakan bahwa sikap dan
perilaku manusia didorong oleh faktor seksual (dorongan seksual) dan teorinya
terkenal sebagai teori libido seksual.
Ia mengemukakan bahwa prinsip kenikmatan senantiasa mendasari perkembangan
sikap dan perilaku manusia, dan dengan prinsip itu ia menyatakan bahwa faktor
pendorong utama perilaku manusia adalah dorongan seksual. Semua bentuk perilaku
manusia dikaitkan dengan upaya untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual.
Dalam pendekatannya terhadap pembentukan kepribadian, Freud mengemukakan
perlunya penyelesaian pertentangan tersebut dengan pendekatan analisis
psikologik, sehingga teori Freud itu terkenal dengan psikoanalisis. Menurut teori Freud, struktur kepribadian seseorang
berunsurkan tiga komponen utama, yaitu: id,
ego, dan superego. Ketiganya merupakan faktor-faktor penting yang mendorong
terbentuknya sikap dan perilaku manusi serta struktur pribadi. Teori
psikoanalisis Freud diawali dengan mengemukakan asumsi bahwa dorongan utama
yang pada hakekatnya berada pada id,
senantiasa akan muncul pada setiap perilaku. Id dikenal sebagai instink pribadi dan merupakan dorongan asli yang
dibawa sejak lahir. Id merupakan
sumbe kekuatan instink pribadi yang bekerja atas dasar prinsip kenikmatan yang
pada proses berikutnya akan memunculkan kebutuhan dan keinginan. Ego adalah
komponen kepribadian yang praktis dan rasional; berdasarkan ego-nya manusia mencari kepuasan atau
kenikmatan berdasarkan kenyataan. Jadi ego
adalah komponen pribadi yang mewakili kenyataan (realita), berfungsi menghambat
munculnya dorongan asli (id) secara
bebas dalam berbagai bentuk. Dengan demikian tugas ego adalah menyelaraskan (menyeimbangkan) pertenangan yang terjadi
antara id dan tuntutan sosial. Superego merupakan bagian dari konsep
diri, yang di dalamnya terkandung kata hati yang bekerja sesuai dengan sistem
moral dan ideal.
Erickson dalam menyelesaikan pertentangan
antara dorongan pribadi dan tuntutan sosial mengajukan pandangan yang sekaligus
merupakan revisi bagi teori Freud. Pendekatan yang digunakan untuk
menyelesaikan pertentangan itu lebih bersifat sosial dan berorientasi kepada ego. Dalam hal ini, Erickson lebih
melihat kepentingan sosial. Revisi Erickson ini dimaksudkan bahwa
kebutuhan-kebutuhan dalam perkembangan manusi perlu dilihat dari sisi
kepentingan sosial.
Rogers juga mengemukakan pendekatan
tentang perkembangan pribadi individu. Dinyatakan bahwa seseorang individu pada
hakekatnya mencoba mengekspresikan kemampuan, potensi, dan bakatnya untuk
mencapai tingkat perkembangan pribadi yang sempurna atau mapan. Rogers
menyatakan dalam teorinya bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri.
Menurut
Maslow, manusia itu melakukan tindakan atau perbuatannya karena didorong untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar itu tersusun secara hierarkis dari
yang terendah ke kebutuhan yang tertinggi, yaitu dimulai dari kebutuhan
jasmaniah, keamanan, cinta-kasih, penghargaan sampai dengan kebutuhan
aktualisasi diri. Lewis menyatakan bahwa kegiatan manusi itu didorong oleh
kebutuhan jasmaniah, psikologis, ekonomi, sosial, politik, penghargaan, dan
aktualisasi diri.
Sejak bayi, kehidupan manusia kecil itu
perilakunya didominasi oleh kebutuhan-kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk
mempertahankan diri. Kebutuhan ini disebut deficiency
need yaitu kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap
hidup pada kehidupan di tahun-tahun berikutnya. Kemudian muncul kebutuhan untuk
mengembangkan diri, yang hal ini terjadi karena faktor lingkungan dan faktor
belajar; seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki (ditandai
berkembangnya “aku” manusi kecil), kebutuhan harga diri, kebutuhan kebebasan,
kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan yang
lain. Kebutuhan-kebutuhan tersebut oleh Murray dinyatakan sebagai need for affliation atau dikenal dengan n’Aff dan need for achievement sebagai n’Ach.
N’Aff ini oleh Rogers and Maslow
dikenal sebagai self actualizing need.
Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri ditandai oleh berkembangannya kemampuan
mengekspresi diri yaitu menyatakan potensi yang dimilikinya menjadi lebih
efektif dan kompeten.
B.
Perilaku Manusia
Perilaku
merupakan pengejawantahan atau aktualisasi diri. Perilaku di dorong oleh motif.
Hal ini tidak berarti bahwa kita mengesampingkan faktor lingkungan, tetapi
seperti kita ketahui bahwa motifasi dan lingkungan pada dasarnya berinteraksi,
dengan demikian persoalan lingkungan akan dengan sendirinya tercakup di dalam
uraian ini. Beberapa psikolog, seperti Rogers, Combs, dan Snygg menyakini bahwa
motif dasar manusia adalah need for
adequacy. Kebutuhan keyakinan diri diekspresikan melalui dua bentuk
perilaku, yaitu kebutuhan mempertahankan diri (maintenance) dan mengembangkan
diri (enchancement).
C. Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya
Beberapa
jenis kebutuhan remaja dapat disebutkan, antara lain:
1) Kebutuhan organik, seperti makan, minum, bernafas, seks;
2) Kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
simpati, dan pengakuan diri pihak lain, dikenal dengan n’Aff (need for
affiliation).
3) Kebutuhan berprestasi atau need of achievent yang
berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan
sekaligus menunjukkan kemampuan psiko-fisis;
4) Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan
jenis.
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan
kebutuhan-kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1)
Upaya untuk dapat
mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakkan menjadi sikap dan perilaku dewasa
tidak semuanya dapat dengan muda dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun
perempuan.
2)
Seringkali para
remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahn fisiknya.
3)
Perkembangan fungsi
seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya,
sehingga sering salah tingkah dan perilaku menentang norma.
4)
Dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian dalam arti
menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan kebanyakan akan
mengahadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional.
5)
Harapan-harapan
untuk dapat berdiri sendiri untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis, akan
berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan
jenis pendidikan.
6)
Berbagai norma dan
nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri
bagi remaja; sedang pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya
yang dirasa lebih sesuai.
D. Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Impikasinya dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Pemenuhan
kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus
dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya
agar tetap survival. Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa dimasa
perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan
sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial
seorang individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur
dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang tua, sekolah dan lingkungan
masyarakat kepada anak-anak dan para remaja. Realisasi hal ini di sekolah
adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani dan pentingnya usaha kesehatan
sekolah (UKS).
Khusus kebutuhan seksual, hal
ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha pemenuhannya harus mendapat
perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun kebutuhan seksual
merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut faktor lain
untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Orang tua harus cukup waspada dan secara
dini menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual
bagi remaja (terutama perempuan). Karena itu pendidikan seks di sekolah dan
terutama di dalam keluarga harus
mendapatkan perhatian. Program bimbingan keluarga seperti bimbingan perkawinan,
dapat dilakukan oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisasi wanita pada
umunya. Sekolah sekali-kali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk
memberikan ceramah atau penjelasan tentang masalah-masalah remaja, khususnya
seksual. Di samping itu kegiatan kelompok seperti olahraga, karang taruna,
wisata karya, dan sebagainya yang dibimbing dan diawasi oleh guru adalah
merupakan kegiatan yang dapat digunakan untuk penyaluran dorongan kebutuhan
seksual para siswa yang sehat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan diatas dpapat disimpulkan bahwa :
1.
Individu adalah pribadi
utuh dan kompleks. Kekompleksan tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karenanya, di samping individu harus
memahami dirinya, ia juga harus memahami orang lain dan memahami lingkungan,
serta memahami pula bahwa ia adalah makhluk Tuhan.
2.
Kebutuhan keyakinan
diri diekspresikan melalui dua bentuk perilaku, yaitu kebutuhan mempertahankan
diri (maintenance) dan mengembangkan diri (enchancement).
3.
Kebutuhan dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan biologis atau organik umumnya merupakan
kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya
merupakan kebutuhn yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya
kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola hidup
masyarakat, dan semacamnya.
B. Saran
Kami
mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna atau ada
beberapa kesalahan, untuk itu saran dari dari para pembaca sangat kami
harapkan. Kami berharap makalah kami ini dapat membantu serta menambah pembaca
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Daruma, A. Razak, dkk. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Makassar : FIP-UNM.
0 komentar:
Posting Komentar