Resume
buku
PERKEMBANGAN
PERSERTA DIDIK
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung
Hartono
Oleh:
v Made
Sriastuti
v Nurbaeti
Suci Qalbi
v Nuraima
Rahma
Bab 1
Karakteristik dan Perbedaan Individu
A.
Individu
dan karakteristiknya
1. Pengertian individu
Individu adalah manusia yang
berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal, dan khas. Dalam
kaitannya dengan pendidikan, akan lebih
ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan makhluk individudan makhluk sosial,
sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebgai makhluk ciptaan Tuhan yang
hidup untuk mempersiapakan kehidupan diakhirat.setiap individu yang satu
berbeda dengan individu yang lainnya karena ciri-ciri yang khusus.
2. Karakteristik individu
Setiap individu memiliki ciri dan
sifat atau karakteristik bawaan yang diperoleh dari pengaruh lingkungan.
Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak
lahir baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial. Karakteristik
yang berkaitan dengan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan
ynag berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Rangsangan dari berbagai faktor lingkungan membantu perkembangan
potensi-potensi biologis dan kemudia membentuk pola karakteristik tingkah laku
yang berbeda pada setiap individu.
B.
Perbedaan
individu
Dua
aspek yang menonjol dalam perkembangan individu yaitusemua manusia mempunyai
unsur kesamaan dalam pola perkembangan,dan didalam pola yang bersifat umum dari
apa yang membentuk manusia secara sosial dan biologis, tiap-tiap individu
mempunyai kecenderungan yang berbeda. Perbedaan tersebut secara keseluruhan
lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
1. Bidang-bidang perbedaan
Upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengetahui perbedaan individu sebelum mengukur kapasitas mental adalah dengan
menghitung umrr kronologi. Umur kronologi kemudian mementukan tingkat
kematangan siswa dan karena itu memungkinkan dia untuk dididik hendaknya
dilihat sebgai komponen perbedaan. Perbedaan antara satu denganyang lainnya dan
persamaan merupakan ciri dari pemebelajaran pada suatu tingkat pembelajran.
Sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan tekhnik pendidikan ditetapkan,
disesuiakan dengan perbedaan itu.
Perbedaan yang dimaksud adalah
perbedaan fisik, sosial kepribadian, intelejensi dan kemampuan dasar, serta
perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah. Perbedaan yang lain yang
terdapat pada manusia yaitu perbedaan kognitif, individual dalam kecakapan
bahasa, kecakapan motorik, latar
belakang, bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.
C.
Aspek-aspek
pertumbuhan dan perkembangan individu
Setiap
individu hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik
yang meliputi aspek-aspek intelek,
emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan manusia merukan
perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya sejak anak
belum lahir hingga ia dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan
pertumbuhan dan perkembangan sanga kompeks karena pada masa itu merupakan awal
terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunya jaringan saraf yang membentuk
sistem lengkap.
b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah
lahir merupaka kelanjutan perumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan
manusia berlangsung hingga dia dewasa. Pertumbuhan fisik secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. Secara langsung
pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam
bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan
mempengaruhi bagaimana anak memandang
dirinya sendiri dan orang lain.
2. Intelek
intelek atau daya pikir dipengaruhi
oleh kemampuan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.
3. Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah
satu potensi khusus yang dimiliki manusia, emosi merupakan gejala perasaan
disertai dengan perubahan prilaku fisik.
4. Sosial
Manusia tidak dapat hidup sendiri
dan memerlukan manusia lainnya. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama
atau berkehidupan sosial.
5. Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi.
Setiap manusia cenderung berkomunikasi dengan dunia sekitanya. Pengetian bahasa
sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
6. Bakal khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu
atau khusus yang dimiliki oleh seoranng individu yang hanya sedikit rangsangan
atau latihan kemampuan itu telah berkembang dengan baik.
7. Sikap, nilai dan moral
Bloom mengemukakan bahwa tujuan
akhir dari proses belajar dikelompokka menjadi tiga sasaran, yaiyu penguasaan
pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan
motorik.sikap, nilai dan moral
ditanamkan sejak anak-anak hingga ia mampu mengikuti berbagai ketentuan
yang ada dalam masyaakat.
Bab 2
Pertumbuhan dan Perkembangan
Remaja
A. Pengertian pertumbuhan dan
perkembangan
Pertumbumbuhan berbeda dengan
perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan
adalahperubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada perjalanan waktu
tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.
Perkembangan adalah proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan , perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat
yang khas mengenai gejala-gejala yang nampak, proses yang kekal dan tetap
menuju ke arah suatu oraganisasi pada tingkat integrasi yang tinggi berdaskan
proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar.
Perubahan-perubahan meliputi
berapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut yitu perubahan
ukuran, perbandingan, mengganti hal-hal yang lama, dan berubah untuk memperoleh
hal-hal yang baru.
B. Tugas-tugas perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan
prilaku kehidupan sosial psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam
lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh havighurst perkebangan
tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai
oleh setiap individu dalam perjalanana
hidupnya.
Tugas-tugas perkembangan tersebut
dikaitakan dengan fungsi belajar karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan
manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya
masyarakat agar mampu melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan nyata.
Havighurst mengemukakan sepuluh
jenis tugas perkembangan remaja seperti: mencapai hubungan dengan lawan jenis
secara lebih memuaskan dan matang; mencapai perasaan seks dewasa yang diterima
secara sosial; mencapai keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif;
mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa; mencapai kebebasan ekonomi;
memilih dan menyiapakan suatu pekerjaan; menyiapkan perkawinan dan kehidupan
berkeluarga; mengembangakan keterampilan dan konsep intelektual yangperlu bagi
warga negara yang kompeten; mengingikan dan mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab scara sosial; dan menggapai suatu perangkat nilai yang
digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
C. Hukum-hukum pertumbumbuhan dan
perkembangan
Hukum-hukum pertumbuhan dan
perkembangan antara lain hukum cephalopodal yang menyatakan pertumbuhan fisik
dimulai dari kepala ke arah kaki. Hukum proximodistal menyatakan bahwa
pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Perkembangan terjni
dari umum ke khusus. Perkembang berlangsung dalam tahap-tahap perkembangan.
Pada setiap masa perkembangan yang berbeda ciri antara ciri yang ada pada suatu
masa perkembangan yang lainnya. Hukum tempo dan ritme perkembangan, tahapan
perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo
perkembangan yang relatif tetap sert bisa berlaku umum.
D. Remaja: karakteristik pertumbuhan
dan perkembangan
1. Remaja menurut hukum
Dalam hubungannya dengan hukum,
hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep remaja. Usia minimal
untuk suatu perkawina menurut undang-undang disebutkan 16 tahun untuk wanita
dan 19 tahun untuk pria(uu perkwinan no 1/1974 tentang perkawinan).
2. Remaja ditinjau dari sudut
perkembangan fisik
Dalam ilmu kedokteran, remaja
dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia
mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya
serta keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuk yang sempurna.
3. Batasan remaja menurut WHO
Remaja adalah suatu masa
pertumbuhan dan perkembangan dimana pertama kali menunjukkan tanda-tanda
seksual, mengalami perkebangan psikologi dan pola identitas menjadi
dewasa, serta terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial ekonomi yang relatif lebih mandiri.
4. Remaja ditinjau dari faktor
sosial psikologis
Salah satu ciri remaja adalah
perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa,
yang ditandai dengan proses entropy dan negentropy. Entropy adalah keadaan
dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Negentropy adalah keadaan
dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan
perasaan atau sikap.
5. Defenisi remaja untuk masyarakat
indonesia.
Menurut Sarlito, tidak ada profil
remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Sebagai pedoman umum
untuk remaja Indonesia dapa digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum
menikah.
E. Jenis-jenis kebutuhan dan
pemenuhannya
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan menuju kedewasaan, kebutuhan manusia mengalami perubahan.
Kebutuhan sosial psikologis lebih banyak adripada kebutuhn fisik karena
pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan ini disebabkan berbagai
dorongan seperti kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, keyakinan diri, dan
aktualisasi diri. Menurut lewis kebutuhan manusia meliputi kebutuhan jasmani,
psikologis, ekonomi, sosial, politik, penghargan dan aktualisasi diri.
F. Kebutuhan remaja, masalah dan
konsekuensinya
Beberapa jenis kebutuhan remaja
dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan organik, emosional,berprestasi, dan
kebutuhan untuk mempertahankan diri dan
mengembangkan jenis.
Berbagai masalah yang dihadapi
remaja sehubungan dengan kebutuhannya yaitu:
upaya untuk dapat mengubah sikap dari anak-anak menuju dewasa. Kesulian
dalam menerima perubahan fisiknya. Kebingungan remaja dalam memahami fungsi
seks yang menyebakan salah tingkah dan menentang norma. Penyesuaian sosial yang
dirasa sulit oleh remaja. Perbedaan nilai dan norma kehidupan.
Usaha yang dilakukan untuk
memnuhi kebutuhan remaja seperti pendidikan kesehatan dan UKS pada sekolah,
pendidikan seksual, dan mengenalkan remaja pada berbagai norma sosial.
Bab 3
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan
fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.
Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ukiran tubuh, proporsi tubuh,
munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder.
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi
perumbuhan fisik anak antara lain pengaruh keluarga, gizi, ganguan emosional,
jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, bentuk tubuh.
Perubahan perubahan psikologi
yang muncul disebabkan oleh perubahan fisik seperti kecanggungan karena
perubahan tubuh, ketegangan emosional, lebih memperhatiakn diri sendiri. Salah
satu konsekuensi masa remaja yang penting adalah pengaruh jangka panjang
terhadap sikap, prilaku sosial, minat dan kepribadian.
Bab 4
Perkembangan intelek, sosial dan
bahasa
A. Perkembangan intelek
Intelek berberarti kecakapan
untuk berpikir, mengamati dan mengerti, kecakapan untuk mengamati
hubungan-hubungan, perbedaan , kecakapan mental yang besar dan pikiran atau
intelegensi. Intelegensi merupak suatu kumpulan kemampuan seseorang yang
memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Dalam berpikir operasional
terdapat dua sifat penting yaitu sifat deduktif hipotesis an bepikir pola
operasional juga berpikir kombinatoris. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
intelek yaitu bertambauhnya informasi yang disimpanseseorang sehingga ia mampu
berpikir reflektif, banyaknya pengalaman masalah, adanya kebebasan berpikir.
B. Bakat khusus
Bakat mencakup 3 dimensi yaitu dimensi
perseptual yaitu kemampuan mengadakan persepsi meliputi kepekaan indra,
perhatian, orientasi waktu , luasnya daerah persepsi. Dimensi psikomotorik
mencakup enam faktor meliputi keuaktan, impuls, kecepatan gerak, ketelitian,
koordinasi, dan keluwesan. Dan dimensi intelektual meliputi lima faktor
menilputi faktor ingatan, pengenalan, evaluatif, konvergen, dan berpikir
divergen.
Bakat dapat diartikan sebagai
kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang perlu dikembangkan atau
dilatih,kemapuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan atau latihan.
Jadi bakat dalah kemapuan alamiah
untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan relatif yang bersifat umum atau
khusus. Bakat khusus yang dimaksud adalah kemapuan dibidang tertentu. Bakat ini
seperti bskst seni, matematika, bahasa, olahraga, musik, klerikal, guru,
dokter.
Bakat memungkinkan seseorang
untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan,
pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi agar bakat dapat terwujud.
Faktor yang mempengaruhi
perkembangan bakat khusus yaitu terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan anak, faktor dari anak seperti
tidak mempunyai minat, dan tidak memiliki motivasi. Dari lingkungan seperti
orang tua kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan atau
ekonomi yang tidak mencukupi.
Bakat kusus dapat diamati dengan
melakukan obsevasi terhadapa apa yang
dikerjakan anak. Orang tua yang mengenali bakat anak dapat membantu sekolah
dalam prosedur pemanduan anak berbakat dengan memberikan informasi yang
dibutuhkan tentang ciri dan keadaan anak mereka.
C. Perkembangan sosial
Lingkungan sosial memberikan
banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutam
sosio-psikologis. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa berhubungan dengan
sesama manusia. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri
terhadap lingkungan kehidupan sosial. Sepanjang hidup pola kehidupan sosial
anak terbentuk.
Remaja adalah tingkat
perkembangan anak yang telah mencapai
jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini kebutuhan remaja telah cukup
kompleks cakrawala interaksi sosial, dan pergaulan remaja telah cukup luas.
Pergaulan remja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, dalam bentuk penetapan
pilihan kelompok yang diikuti di dasari oleh berbagai penimbangan, seperti
moral, ekonomi, minat dan kesamaan bakat dan kemampuan. Masalah umum yang
dihadapioleh remaja dan yang paling rumit adalah penyesuaian diri. Faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial remaja yaitu keluarga, kematangan, status
sosial ekonomi, pendidikan, dan kapasitas mental, emosi, dan intelegensi.
Dalam perkembangan sosial para
remaja dapat memikirkan dirinya sendiri dan orang lain. Pemikiran terwujud
dalam refleksi diri dan kritik hasil pergaulannya.
D. Perkembangan bahasa
Sesuai dengan fungsinya bahasa
merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau
hubungannya dengan orang lain. Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan
terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemapuan bahasa, bahasa remaja adalah bahasa
yang telah berkembang yang terbentuk dari lingkungan. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa yaitu umur anak, kondisi lingkungan, kecerdasan anak,
status sosial ekonomi keluarga, dan kondisi fisik.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan
berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Seseorang yanng rendah kemampuan
berpikirnnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun bahasa yanng baik, logis,
dan sistematis. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan merupakan
proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang
diperolehnya. Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan
kekurangmampuan dalam bahasa.
Upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan bahasa remaja dan impilkasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
yaitu dengan cara melakukan pengulangan pelajran yang telah disusun ulang oleh
siswa, menambah pembendaharaan bahasa dengan menambah pembendaharaan bahasa
yang dipilih secara tepat oleh guru.
Bab 5
Perkembangan afektif
A.
Perkembangan
emosi
Emosi
adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik san berwujud pada suatu lingkah laku yang
tampak yang ditandai dengan perubahan fisik. Berapa kondisi emosional seperti
cinta/ kasih sayang, gembira, kemarahan dan permusuhan, ketakutan dan kecemasan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan emosi bergantung pada faktor kematangan dan
faktor belajar. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami
makna yang sebelumnya tidak dimengerti memperhatikan satu rangsangan dalam
jangka waktu yang lebih lama, dan menimbulkan emosi yang terarah pada satu
objek, kemapuan mengingat jug mempengaruhi reaksi emosional. Metode belajar
yang menunjang perkembangan emosi adalah belajar dengan coba-coba, belajar
dengan cara meniru, belajar dengan mempersamakan diri, belajar melalui
pengkodisian, dan pelatihan atau belajar dibawah pengawasan, terbatas pada
aspek reaksi. Rangsangan-rangsangan yang menghasilakan perasaan yang tidak
menyenangkan dan menyenangkan akan mempermudahsiswa belajar.
Perbedaan
ekspresi disebakan oleh kondisi fisik dan kemapuan intelektualnya. Anak yang
pandai cenderung bereaksi lebih emosional terhadap berbagai macam rangsangan
dibanding anak yang kurang pandai dan anak yang lebih pandai lebih mampu
mengendalikan ekspresi emosi.
Upaya
yang dilakukan untuk mengembangan emosi remaja dilakukan dengan cara mengerti
remaja, melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan berhasil dalam bidang
yang diajarkan. impikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan, guru harus
mampu memperkecil ledakan emosi dengan cara tindakan yang bijaksana dan lemah
lembut, mengubah pokok pembicaraan dan memulai aktivitas baru.
B.
Perkembangan
nilai, moral, dan sikap
Nilai-nilai
kehidupan adalah norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan
dan sopan santun. Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk perbuatan dan
kelakuan, akhlak, keajiban dan sebagainya. Dalam kaitannya dalam pengamalan
nilai-nilai nidup maka moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
Keterkaitan
antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laku akan tampak berpengaruh dalam
pengamalan nilai-niali yang dihayati dan didorong oleh moral kemudian terbentuk
sikap tertentu terhadapa nilai tersebut dan terwujud tingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai yang dimaksud.
Upaya
yang dilakukan dalam mengembangkan nilai, moral, dan sikap remaja adalah
menciptakan komunikasi, menciptakan iklim lingkungan yang serasi.
Bab 6
Tugas
perkembangan kehidupan berpibadi, pendidikan dan karier, dan kehidupan
berkeluarga
A. Perkembangan kehidupn pribadi
sebagai individu
Kehdupan pribadi sukar untuk
dirumuskan karena sangat kompleks dan unik. Pada hakikatnya manusia merupakan
pribadi yang utuh dan memiliki sifat sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek seperti aspek emosional, sosio-psikologi dan
sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan
faktor lingkungan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan pribadi yaitu
lingkungan, faktor bakat, pendidikan status sosial ekonomi, filsafat hidup,
kepedulian terhadap kesehatan. Upaya pengembangan proses pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan pribadi seperti hidup sehat dan teratur, mengerjakan
tugas dan pekerjaan sehari-hari, hidup bermasyarakt dalam melakukan pergaulan
dengan sesama, cara pemecahan maslah yang dihadapi, mengiukti aturan kehidupan
keluarga, melakuakn peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga.
B. Perkembangan kehidupan pendidikan
dan karier
Kehidupan pendidikan merupakan
pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya. Baik dijalur
pendidikan sekolah yang baik yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik di
dalam lingkungan keluarga, sekolah, atau kehidupn bermasyarakat. Masing-masing
lingkungan kehidupan pendidikan tidak selalu sama dasar dan tujuannya. Oleh
karena itu remaja ditantang untuk mampu mengatasi problema keanekaragaman
tersebut dan mampu menempatkan dirinya dengan tepat dan harmonis pada
lingkungan pendidikan keluarga,masyarakat, sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan pendidikan dan karier yaitu faktor sosial
pendidikan, faktor lingkungan, dan
faktor pandangan hidup.
Sikap remaja terhadap pendidikan
sekolah banyak diwarnai oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang
baik “baik” dimata para siswa tidak
hanya tergantung kepada keadaan guru itu sendiri, melainkan tergantung pada
banyak faktor. Guru yang baik itu adalah guru yang akrab dengan siswanya dan
menolong siswa dalam pelajaran. Berhubungan kehidupan pendidikan merupakan
bagian awal dari kehidupan karier, maka dengan perbedaan kehidupan pendidikan
tersebut konsekuensinya akan membawa perbedaan individual di dalam kehidupan
kariernya. Kehidupan karier seseorang juga berbeda-beda.Dalam arti sempit,
pendidikan merupakan persiapan menuju suatu karier, sedangkan dalam arti luas
pendidikan itu merupakan bagian dari proses perkembangan karier remaja. Remaja,
yang dilihat dari segi usia mencakup 12-21 tahun, menurut Ginzberg (Alexander,
dkk., 1980) perkembangan kariernya telah sampai pada periode pilihan
tentatif dan sebagian berada pada
periode pilihan realistis, sedangkan menurut super (Alexander, dkk., 1980)
perkembangan karier anak remaja itu berbeda pada tahap eksplorasi, terutama sub
tahap tentatif dan sebagian dari subtahap transisi. Melihat bahwa dua teori
yang dikemukakan oleh dua penulis itu hampir sama, maka disini akan di uraikan
salah satu di antaranya, yaitu teori yang dikemukakan oleh Ginzerberg.
C. Perkembangan Remaja Berkenan
dengan Kehidupan Berkeluarga
Perkembangan remaja dalam
hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu
kehidupan berkeluarga. Sebagaimana telah di uraikan di depan bahwa secara
biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual, yang berarti
bahwa secara biologis remaja telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan
fungsi seksual tersebut berpengaruh
terhadap dorongan seksual remaja dan telah mulai tertarik kepada lawa
jenis. Berkenan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup,
perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis
dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku
D. Implikasi Tugas-Tugas
Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada
di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaran pendidikan juga
harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaran
pendidikan yang diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan
seluruh faktor yang berlaku tersebut. Pendidikan yang berlaku di Indonesia,
baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah,
pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaran pendidikan
klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua
remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka
sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beraneka
ragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di
dalam penyelenggaran pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja,
seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan,
kebebasan dan semcamnya.
Bab
7
Penyesuaian
diri remaja
A.
Konsep
dan proses penyesuaian diri
Makna
akhir dari hasil pendidikan seorang individu terletak pada sejauh mana hal yang
telah dipelajari dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai cara untuk mempertahankan
eksistensinya dengan membuat rencana untuk mengatasi berbagai macam konflik,
kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien.
Penyesuaian diri adalah proses
bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan,.
Respon penyesuaian, baik dan buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai
suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi yang
lebih wajar. Penyesuaian sebagai proses ke arah hubungan yang harmonis antara
tuntutan internal dan tuntutan eksternal.
Dalam melakakan penyesuian diri
individu mendapatkan rintangan-rintangan , dalam hubungannya dengan rintangan
tersebut ad individu yang dapat menyesuaikan secara positif, namun ada juga
yang melakukan penyesuaian yang salah.
Dalam penyesuaian diri
secara positif individu akan melakukan
penyesuaian menghadapi masalah secara langsung,
penyesuaian dengan melakukan eksplorasi, dengan coba-coba, dengan
mencari pengganti, dengan menggali kemampuan diri, dengan belajar, inhibisi dan
pengendalian diri, perencanaan yang cermat.
Kegagalan dalam penyesuaian diri
secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah.
Bentuk penyesuaian yang salah itu yaitu seperti reaksi bertahan dengan cara
mencari-cari alasan, melemparkan kegagalan pada orang lain, dan memutarbalikan
keadaan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
Berbagai faktor yang mengatur
perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap yaitu kondisi fisik,
perkembangan dan kematangan intelektual, sikap, moral, dan emosional, kondisi
lingkungan , dan penentu kultural dan agama.
B.
Permasalahan-permasalahan
penyesuaian remaja
Tingkat
penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap orang tua
dan suasana psikologi dab sosial dalam keluarga. Sikap orang tua yang menolak
akan menyebabkan remaja tidak dapat menyesuaikan diri, orang tua yang otoriter
menyebabkan remaja akn otoriter terhadap temannya dan cenderung menentang
otoritas yang ada.
Penyesuaian
remaja dengan kehidupan sekolah, permasalahan yang ditibulkan akn timbul ketika
remaja memasuki jenjang sekolah yang baru. Persoalan lain yag dihadapi siswa
seperti memilih sekolah.
C.
Implikasi
proses penyesuaian remaja terhadap penyelanggaraan pendidikan
Lingkungan
sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Dalam
kaitannya dengan pendidikan, peranan sekolah pada hakikatnya sebagai rujukan
dan tempat perlindungan jika anak didik mengalami masalah. Oleh karena itu setiap sekolah menunjuk wali
siswa yang akan membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam pelajaran,
mempunyai masalah pribadi dan masalah penyesuaian diri maupun tuntutan sekolah.
Upaya
yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian remaj khususnya
disekolah yaitu menciptakan situasi sekolah yang menimbulkan rsa betah bagi
anak didik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, usaha memahami anak
didik secara menyeluruh,menggunaka metode adan alat ajar yang menimbulkan
gairah belajar, prosedur yang memperbesar motivasi belajar, ruang kelas yang
memenuhi syarat kesehatan, tata tertib yang jelas, teladan para guru dalam
berbagai segi pendidikan, program bimbungan dan penyuluhan yang baik.
Sifat
guru yang efektif seperti memberi
kesempatan, ramah dan optimis, mampu mengontrol diri, mempunyai rasa humor, mengetahui
dan mengakui kesalahan sendiri, jujur dan objektif memperlakukan siswa, dan
menunjukkan pengertian dan rasa simpati akan menyebabkan remaja
berkurang kemungkinannya untuk mengalami permasalahan-permasalahan.
0 komentar:
Posting Komentar